Modul 7. Teori Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi Antar Budaya
A. LATAR BELAKANG
Kesadaran dalam berkomunikasi dibagi 3 kategori :
• Kesadaran Internasional
Sejak akhir tahun 60-an orang-orang mudah untuk berpergian ketempat yang mulanya asing. Intensitas pertemuan yang semakin sering, karena kemajuan transportasi dan hubungan antar negara dan antar benua. Tercipta komunikasi dunia karena berkurangnya hambatan komunikasi. Adanya kebutuhan untuk tercapainya kepentingan sesama umat manusia., Kesadaran masyarakat negara “maju” untuk dapat lebih memahami budaya masyarakat dan komunitas lain. Terciptanya “isolasionistik” negara-negara Barat berubah menuju kesadaran dunia. Adanya tendensi/kecenderungan peneliti pada aspek antropologi budaya untuk memahami frame budaya lain
• Kesadaran Domestik
Munculnya sub-budaya yang menyimpang dari budaya dominan dalam masyarakat. Di Indonesia beragam suku bangsa dengan bahasa, dialek, nilai dan falsafah berbeda tidak mustahil akan terjadinya kesalahpahaman dan bahkan konflik fisik.
• Kesadaran Pribadi
Keuntungan yang didapatkan secara pribadi, antaranya:
- Perasaan puas dan senang karena menemukan sesuatu yang baru
- Dapat menghindari masalah dalam Komunikasi Antarbudaya
- Terbukanya kesempatan kerja bidang Komunikasi Antarbudaya
- Kesempatan untuk mampu mempersepsikan dalam memahami diri sendiri
B. PENGENRTIAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
- Intercultural Communication..the art of understanding and understood by the audience of another culture (Sitaram, 1970)
- Communication is cultural when accuring between peoples of different culture (Rich, 1974)
- Intercultural Communication…communicating in wich occurs under condition of cultural difference-language, value, costums and habbits (Stewart, 1974)
C. DIMENSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Terdapat tiga dimensi Komunikasi Antar Budaya:
- Tingkat masyarakat kelompok budaya dari para partisipan
- Konteks sosial tempat terjadinya KAB
- Saluran-saluran yang dilalui oleh pesan-pesan KAB
1. Dimensi Pertama
Masyarakat dan kelompok budaya:
• Kawasan dunia: budaya Timur dan Barat;
• Sub-kawasan dunia: budaya Amerika Utara, budaya Asia Tenggara
• Nasional/negara: budaya Indonesia, budaya Perancis, dll
• Kelompok-kelompok etnik ras: Budaya Afro-Amerika; budaya Amerika-Asia; budaya Cina-Indonesia
• Kelompok kategori berdasarkan jenis kelamin, kelas sosial, coundercultures (budaya Hippis, budaya orang di penjara, budaya gelandangan, dan lain-lain)
2. Dimensi Kedua
Berdasarkan Konteks Sosialnya
3. Dimensi Ketiga
- Saluran Antarpribadi atau Perorangan
- Saluran Media Massa
K.B.2. Kaitan Komunikasi dengan Kebudayaan
Pandangan Sarbaugh (1979) bahwa Komunikasi Antarbudaya harus ada pemahaman utuh tentang komunikasi dan kebudayaan. Berikut Gambar: Dinamika Kebudayan (Ruben, 1984)
1. Hubungan antara komunikasi dan kebudayaan
- Jika manusia tidak memiliki kemampuan bahasa simbolik, maka tidak dapat dikembangkan pengetahuan, makna dan simbol.
- Pola-pola pikir, perilaku, kerangka acuan dari individu adalah hasil penyesuaian diri yang dituntut oleh sistem sosial
B. HAKIKAT KEBUDAYAAN DALAM KAB
Hakikat kebudayaan dalam KAB terlihat dalam beberapa pandangan :
• Kumpulan pola kehidupan (Kim, 1979)
• Suatu teladan bagi kehidupan (Samovar [1981:25])
• Konsep yang bergerak melalui suatu kontinu (terus-menerus) (Dodd, 1981)
D. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
• Sistem keyakinan, nilai dan sikap
- Experensial
- Informational
- Inferensial
• Pandangan hidup tentang dunia
Pandangan hidup merupakan orientasi kebudayaan terhadap hal-hal tentang manusia, alam semesta dan masalah yang berhubungan dengan being (keberadaan)
• Organisasi sosial
- Kebudayaan geografik, yakni negara, suku bangsa, kasta, sekte keagamaan dan lain-lain
- Kebudayaan peranan, yakni keanggotaan dan posisi sosial yang jelas dan spesifik
Sistem Kebudayaan
1. Kindship sistem : Patrilineal&matrilineal
2. Sistem pendidikan
3. Sistem ekonomi
4. Sistem politik
5. Sistem Agama
6. Sistem Pengelompokan Sosial
7. Sistem Rekreasi
8. Sistem Kesehatan
Klasifikasi untuk dapat menilai budaya (Morran, 1979):
1. Komunikasi dan bahasa
2. Pakaian dan penampilan
3. Makanan dan cara makan
4. Konsep dan kesadaran tentang waktu
5. Pemberian imbalan dan pengakuan
6. Hubungan-hubungan
7. Nilai dan Norma
8. Konsep kesadaran diridan jarak ruang
9. Konsep mental dan belajar
10. Keyakinan dan sikap
K.B.3. Kebudayaan Sebagai Penyaring
Salah satu fungsi kebudayaan ialah sebagai penyaring yang selektif bagi manusia dalam menghadapi dunia luar. Kebudayaan menentukan apa yang perlu diperhatikan atau perlu dihindari oleh manusia.
A. PERAN PERSEPSI DALAM KAB
Perilaku seseorang ditentukan oleh cara persepsi orang tersebut mengenai lingkungannya dan perilaku ini dipelajari sebagai bagian dari pengalaman budayanya
B. POKOK-POKOK TENTANG PERSEPSI
- Struktur kategorisasi dapat berbeda pada diri setiap individu.
- Stabilitas dunia persepsi kita yang terstruktur mempunyai kelanggengan, tidak selalu berubah
- Makna mengkategorisasikan peristiwa dan menghubungkannya dengan peristiwa masa lain. Dibutuhkan kemampuan berbahasa yang maksimal
C. DIMENSI-DIMESNI PERSEPSI
1. Dimensi Persepsi secara Fisik
Stimulasi yang berupa energi, hakekat dan fungsi mekanisme penerimaan manusia (mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit)
2. Dimensi Persepsi secara Psikologis
Penanganan stimuli tentang keadaan individual (kepribadian, emosi, kecerdasan, pendidikan, keyakinan, nilai, sikap, motivasi, dll).
Sifat Persepsi yang Selektif (Samovar, Porter, Jain, 1981 ; 111-115)
Selective exposure :
Secara sengaja mencari situasi yang memudahkan untuk mempersepsikan beberapa hal tertentu
Selective attention :
Kita hanya menaruh perhatian pada beberapa informasi, karena lingkungan terlalu luas dan kompleks untuk dapat memusatkan perhatian pada segala.
Selective Retention :
Informasi-informasi yang diingat terutama informasi yang melibatkan kepentingan diri sendiri, baik yang positif maupun negatif
D. PERSEPSI DAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan juga mempunyai kekuatan sebagai pemersatu dalam pembentukan persepsi dari sekelompok masyarakat. Perbedaan individu dalam budaya yang sama juga akan ada perbedaan
K.B.4. Hubungan antara Persepsi dan Perilaku
A. STEREOTIP DA PERSANGKA
Menurut Samovar, Porter dan Jain, 1981, Stereotip menunjuk pada suatu keyakinan yang terlalu digeneralisasikan, terlalu disederhanakan, atau terlalu dilebih-lebihkan mengenai suatu kategori atau kelompok tertentu
1. Beberapa Dimensi Stereotip
- Arah (Direction) : menunjuk pada arah penilaian, apakah positif atau negatif
- Intensitas : menunjuk pada seberapa kuatnya suatu stereotip
- Ketepatan : ada stereotip tidak menggambarkan kebenaran, sebagian benar, atau mengandung unsur kebenaran
- Isi Khusus : Sifat khusus suatu kelompok
2. Prasangka
a. Samovar, dkk., 1981 :
Prasangka adalah sikap kaku terhadap suatu kelompok orang, berdasarkan keyakinan atau prakonsepsi yang salah. Karakteristik menurutnya :
- Sikap yang ditujukan kepada sekelompok orang tertentu
- Prakonsepsi yang salah, karena didasarkan pada pemikiran yang terlalu disederhanakan, digeneralisasikan, atau dilebih-lebihkan
- Mempunyai sikap yang secara emosional kaku
3. Manifestasi dari prasangka
o Antilokusi
o Penghindaran diri
o Diskriminasi
o Serangan fisik
o Permusuhan
4. Asal mula tumbuhnya stereotip dan prasangka
a. Dari orang tua,saudara, atau siapa saja yang berinteraksi dengan kita
b. Pengalaman pribadi
c. Media Sosial
E. STEREOTIP DAN PRASANGKA
Terdapat tiga pengaruh:
1. Tidak terjadinya KAB
2. Cenderung menghasilkan hal-hal negatif selama berlangsungnya KAB
3. Orang akan terlibat dalam antilokusi dan diskriminasi aktif terhadap kelompok dan ras tertentu
F. Kemungkinan perubahan pada Stereotip dan Prasangka
Faktor yang memungkinkan perubahan stereotip dan prasangka:
1. Status sosial yang sama
2. Imbalan atau hasil yang memuaskan
3. Kontak pribadi yang lebih intim
4. Partisipasi dalam kegiatan bersama
Sumber :
Teori Komunikasi, Sasa Djuarsa Senjaya dkk
Komentar
Posting Komentar